Kamis, 15 November 2012

KERUSUHAN ANTAR WARGA



Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat juga bisa diartikan sebuah komunitas yang saling bergantung satu sama lain, umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam komunitas yang teratur. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem atau aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatannya. Kondisi masyarakat Indonesia yang mejemuk berpotensi menimbulkan konflik. Perbedaan agama, suku, budaya, adat dan hal lainnya juga merupakan alasan sering terjadinya perpecahan antara masyarakat satu dengan yang lain atau sekelompok masyarakat satu dengan sekelompok masyarakat yang lain. 

Hal ini seperti yang terjadi di Lampung Selatan, Lampung. Bentrokan itu pertama kali terjadi Sabtu 27 Oktober 2012 pukul 23:00. Menurun informasi yang didapat, bentrokan itu terjadi antar warga Desa Agom, Kecamatan Way Kalianda dengan Desa Balinuraga, Kecamatan Way Panji, Lampung Selatan. Bentrokan itu bermula dari dua gadis asal Desa Agom yang mengendarai sepeda motor diganggu pemuda asal Desa Balinugara hingga jatuh dan mengalami luka-luka. Sebelum terjadi bentrokan, sebenarnya antar kepala desa sudah mengadakan perjanjian damai. Namun keluarga kedua gadis itu tidak terima. Mereka mendatangi desa Balinuraga untuk menemui pemuda yang menggagu itu. Namun, saat tiba di desa tersebut mereka langsung diserang dengan senjta api, akibatnya satu orang tewas tertembak. Pada minggu 28 Oktober bentrokan kembali terjadi yang menyebabkan tiga orang tewas. Insiden tersebut juga menyebabkan puluhan yang lain luka-luka. 

Bentrok yang terjadi sebenarnya hanya dikarenakan hal yang sangat sepele, mungkin adanya provokator yang membuat konflik ini semakin membesar. Sebenarnya konflik antar warga semacam itu bisa dicegah dengan rasa kesetiakawanan antar umat beragama, dan  kerukunan yang bisa dibentuk. Apalagi bentrok antar warga di Lampung ini  terjadi di satu Provinsi yang kemungkinan besar mereka memiki banyak kesamaan. Kesamaan beragama, berbudaya, adat, dan berbahasa. Saharusnya bentrok antar warga semacam itu tidak boleh terjadi. 

Menghargai sesama budaya Seperti apa yang dikatakan oleh Presiden kita, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono “Menuju Indonesia yang makin maju ditandai dengan kehidupan masyarakat yang rukun dan bersatu. Kita wujudkan Indonesia  yang benar-benar maju. Marilah kita tetap rukun, bersatu dan bersama-sama menuju kehidupan yang labih baik”. SBY juga menambahkan dua syarat agar masyarakat bisa terus hidup rukun. 

1.      Syarat rukun kompak dan penuh persaudaraan.
2.      Mau berikhtiar  dan bekerja keras untuk memajukan negeri yang kita cintai ini. 


Selain itu, perlu juga harmoni antar warga dengan saling menghormati dan tanpa diskriminasi. Kehidupan yang baik juga harus diperkokoh dengan rasa kesetiakawanan. Kesetikawanan itulah yang mesti kita tegakkan. Kesetiakawanan dapat diwujudkan dengan maju membantu sesame. Yang sudah maju membantu yang belum maju. Yang kuat melindungi yang lemah. Kalau itu dapat dijalankan secara bersama, maka itulah tujuan yang hendak kita tegakkan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar