KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
Pengatuh Budaya Minang Dalam kemampuan Manajerial” tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar yang diharapkan dapan bermanfaat bagi
kita semua. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu segala kritik dan saran kami harapkan untuk pelajaran dimasa
yang akan datang.
Akhir kata saya sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperanserta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Akhir kata saya ucapkan terima kasih, saya berharap
agar makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta,
Januari 2013
BAB
I
I.
PENDAHULUAN
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang yang diwariskan secara turun-temurun. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya merupakan bagian yang tidak
bisa terlepaskan dari diri manusia sehingga banyak orang sering menganggap
bahwa budaya diwariskan secara genetis. Ini terbukti ketika seseorang berusaha
untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya sebagai sesuatu hal yang
dipelajari. Budaya juga diartikan sebagai suatu pola hidup yang sangat
menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak
aspek budaya turun menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kehidupan sosial
manusia juga tidak lepas dari yang namanya perekonomian. Dalam perekonomian
dibutuhkan seseorang yang mampu untuk memimpin dan menjadi seorang pemimpin
dalam memotivasi dan mengkoordinasikan personal maupun kelompok dalam
melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
hal ini saya akan membahas tentang kepemimpinana dari suku minangkabau.
BAB II
II.
KEPEMIMPINAN MINANGKABAU
Sistem
kepemimpinan adalah suatu hal yang menarik, karena konsep mengenai kepemimpian
seingkali sangat erat hubungannya dengan kondisi-kondisi politik, perubahan sosial,
yang berlaku ditengah-tengah masyarakat. Disisi lain pola kepemimpinan yang
berlangsung ditengah-tengah suatu masyarakat
tertentu tidak terlepas pula dari berbagai faktor yang mendukung
masyarakat itu sendiri, umpamanya seperti kodisi sosial budaya, sistem nilai
yang dimiliki, agama dan kepercayaan yang dianut, peranan dan status yang
dipegangnya. Minangkabau sebagai salah satu kelompok etnis tertentu, tidak
terlepas dari pesoalan diatas. Dengan kondisisosial budaya yang kompleks, suku
minagkabau sudah dikenal mempunyai struktur masyarakat yang teratur pada masa
lalu. Berikut adalah macam-macam kepemimpinan minangkabau :
A.
Kepemimpinan Penghulu
Penghulu sejak era Datuak Perpatih
Nan Sabatang dan Datuak Kutamanggung, berfungsi sebagai pemimpin dalam kaum
sukunya. Yang berfungsi sebagai pemimpin dalam suku kaumnya, dan sebagai leader
melingdungi kepentingan masyarakat yang dipimpinnya. Penghulu didalam adat
Minangkabau disebut penghulu dengan panggilan sehari-hari “Datuak”. Tugas
seorang penghulu meliputi segala persoalan dan masalah yang terkait dengan
masyarakat dan kaumnya. Penghulu dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh
beberapa perangkat yang disebut dengan pemangku adat, yakni manti, malim dan
dubalang, disamping wakilnya langsung disebut panungkek.
B. Kepemimpinan
Mamak
Mamak adalah saudara laki-laki dari
pihak ibu. Semua saudara laki-laki ibu baik adik maupun kakaknya yang sudah
dewasa atau menikah disebut mamak. Secara khusus mamak bukanlah sekedar seorang
saudara laki-laki ibu akan tetapi mamak adalah seseorang yang dituakan dan
dianggap cakap dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan sisitim matrilineal
diMinangkabau. Didalam kehidupan masyarakat Minangkabau laki-laki memilki dua
fungsi, yaitu sebagai kepala keluarga dan sebagai mamak. Artinya laki-laki itu
juga menjadi pemimpin dari adik-adik dan kepanakannya. Sebagai seorang mamak ia
diharapkan mengawasi adik dan kemenakannya yang perempuan serta mengurus dalam
hal-hal yang berhubungan dengan tata cara bermasyarakat, hal itu menjadi
tanggung-jawab mamak.
BAB III
KESIMPULAN
III.
KESIMPULAN
Dari materi diatas, saya dapat
menyimpulkan bahwa sebuah kepemimpinan bukan hanya sekedar jabatan, tetapi
sebuah tugas yang harus dilaksanakan dengan baik. Indonesia memang suatu negara
yang emiliki banyak sekali budaya, begitu pula dengan suku-sukunya. Itulah
sebabnya banyak sekali sistem kepemimpinan yang masih dianut oleh beberapa suku
sampai pada saat ini. Semoga dapat bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar